Sabtu, 03 Agustus 2019

Cerita Dewasa - Tante Sombong Luluh Setelah Keenakan Ku Entot

GaleriQQ, Agen BandarQ, DominoQQ, Domino99, Poker Online
Cerita Dewasa – Udara pagi ini terasa sejuk sekali, seakan menyambut baik datangnya hari Minggu ini, Secerah wajah tante Siska yg tengah bercengkrama dengan bunga bunga ditaman. Meskipun nampak angkuh, namun kecantikan wajahnya tak dapat disembunyikan..

Aku baru saja selesai mandi dan berniat ngeteh diteras rumah sambil mnghirup udara pagi yg segar. Akan tetapi mataku melihat tante Siska tengah asyik menikmati keindahan bunga ditaman depan rumah. Dengan gaya ala petani bunga Cibodas, tante Siska nampak srius mmperhatikan tanaman itu. ” Pagi tan ” sapaku. ” Hmm… ” balasnya tanpa berpaling dari rumpunan bunga. ” Mau aku buatin minum nda tan!? ” tanyaku lagi setengah menawarkan jasa. ” Nda usah!! ” jawabnya juga seraya membelakangiku. Aku tak melihat tante Rita, Hendri ataupun Nita pagi ini. ” Ach, pada lari pagi kali? ” fikirku dalam hati.

Aku kmbali mmperhatikan tante Siska yg membelakangiku. Mulai dari betisnya yg putih mulus meskipun nampak kurus, pahanya yg lebih mulus dari betisnya, bokongnya meskipun terbalut clana pendek, namun terlihat jelas lekukannya. ” Coba dia bisa aku tiduri seperti tante Rita ya? ” gumanku dalam hati. Belum habis lamunanku, tiba tiba kulihat tubuh tante Siska terhuyung lemah ingin tersungkur. Dengan cepat aku meloncat dan memegangi tubuhnya yg nyaris tersungkur itu, meninggalkan sisa lamunan cabulku.

Kurangkul tubuhnya yg mulus dan terlihat lemas sekali. “Ga papa kan tan??” tanyaku penuh rasa khawatir, seraya memapah tubuh tante Siska. “Kepalaku trasa pusing Fad” jawab tante Siska lemah. “Ya udah, istirahat aja didalam” saranku sambil terus memapahnya ke dalam rumah. “Akhirnya aku bisa merangkulmu Siska” ucapku dalam hati. Ada sejuta kebahagian dihatiku karna mampu merangkul tubuh si angkuh trsebut.

Setelah berada didalam rumah, dengan perlahan kududukan tante Siska disofa ruang tamu. Dengan menarik nafas tante Siska duduk dan bersandar pada sandaran sofa. Setelah itu aku melangkah meninggalkannya sendiri. Tak brapa lama aku kembali dengn segelas air hangat dan mnghampiri tante Siska yg tengah bersandar disandaran sofa. “Minum dulu tan, biar enakan!” ujarku sambil menyerahkan gelas berisi air hangat yg kubawa. Tante Siska pun mminum air hangat yg kuberikan. “Makasih ya Fad” ucapnya lemah sambil meletakan gelas dimeja yg ada didepannya.

“Kepalanya masih pusing ga tan!?” tanyaku. Tante Siska hanya mnganggukan kepalanya. “Mau dipijatin ga!?” tanyaku lagi. “E, em” jawab tante Siska perlahan seakan tengah menahan sakit. Aku pun sgera memijat mulai dari kpalanya dengn perlahan lahan, kemudian dahinya yg dia bilang merupakan pusat rasa sakitnya. “Wah, kenapa tante Fad!?” tanya Nita yg baru saja pulang. “Tadi si tante hampir jatuh, kepalanya pusing Nit!” jawabku. ” Terlalu capek kali!? ” ujar Nita sambil melangkah kedapur. “Dah aga mendingan Fad” jelas tante Siska dengn mata terpejam, menikmati pijatan pijatan jariku. Terasa hangat dahinya bersamaan dengn rasa hangat yg menjalari tubuhku. Harum aroma tubuh tante Siska trasa mnusuk kedua lobang hidungku. Membuat aku ingin lebih lama lagi memijat dan dekat dngnnya.

“Masuk angin kali tan, dahinya aga anget ne!? ” jelasku, berupaya memancing agar niatku tercapai. “Iya kali? “ujarnya pula, seakan mngerti akan arti ucapanku. Membuatku makin berani lebih jauh. “Mau dikerokin ga!?” tanyaku dengn penuh haraf kepadanya. “Memang kamu bisa!?” tante Siska balik bertanya. Membuat hatiku terasa berdebar tak karuan. “Ya bisa… ” jelasku dngn cepat, takut tante Siska berubah fikiran lagi. “Ya udah, tapi dikamar ya…, ga enak disini” pinta tante Siska. Membuat hatiku berdebar makin cepat. Dengan perlahanku papah dia melangkah menuju kamarnya. Akupun brusaha untuk menahan dan menenangkan hatiku. Yang mulai dirasuki niat dan fikiran kotorku.

Setelah berada didalam kamar, kusarankan agar dia istrahat diranjangnya. Tante Siska pun merebahkan tubuhnya seraya bernafas panjang. Seolah olah ada beban berat yg dibawanya. Aku segera berlalu mengambil obat gosok dan coin untuk mengerik tubuh tante Siska. Setelah kudapati semua yg kubutuhkan, aku kembali menghampiri tante Siska yg tengah menanti. Dengan membranikan diri aku memintamya agar dia melepaskan pakaian yg dipakainya. Dia pun perlahan melepaskan pakaian atau baju yg dipakainya. Sehingga tante Siska kini hanya mengenakan bra yg berwarna pink dan clana pendek saja. Ada getaran hangat menjalari seluruh tubuhku, saat menyaksikan tante Siska membuka bajunya. Hingga membangunkan kejantanan dan hawa nafsuku. Yang memang telah mengendap dibenakku sejak awal, ketika memprhatikan dia ditaman.

Dengan perasaan yg tak mnentu dan dibayangi nafsu dibenakku. Akupun mulai mngusap-usap punggung mulus yg membelakangiku, dengn hati hati sekali. “Tali branya dibuka aja ya tan??” pintaku epnuh haraf sambil etrus mngusap dan mengerik punggung bagus dihadapanku. “Iya… ” jawabnya lirih. Menahan kerikan dipunggungnya, entah sakit atau geli aku tak tau. Yang pasti tanganku segera melepaskan kait tali branya, sehingga mmbuat branya mlorot mnutupi sbagian payudaranya yg bulat dan berisi. Sperti payudara milik gadis kebanyakan. Setelah tiada lagi penghalang dipunggungnya, akupun membalurinya dengn minyak gosok. Dan jari jemariku pun menari membentuk garis dipunggung tante Siska.

Sambil sekali kali mataku melirik kearah payudaranya yg berusaha ditutupi dengn bra dan kedua telapak tangannya. Tapi hal tersebut membuatku semakin terangsang didorong rasa penasaran yg teramat. Sementara tante Siska hanya terdiam seraya memejamkan matanya yg bulat dan indah. ” Pelan pelan ya Fad!? ” pintanya masih dengn mata yg terpejam. Tiba tiba pintu kamar perlahan terbuka, nampak Nita tengah berdiri dimuka pintu. “Tan aku mau kerumah teman dulu ya!?” ujar Nita berpamitan seraya matanya melirik kearahku. “Iya Nit… ” balas tante Siska tanpa brpaling kearahnya. Kemudian secara prlahan Nita mnutup pintu kembali dan berlalu pergi.

Jari tanganku mulai nakal terhadap tugasnya, jariku terkadang nyelinap dibawah ketiaknya berusaha meraih benda yg bulat dan padat berisi yg ditutupinya. Tapi tangan tante Siska terkadang berusaha menghalanginya, dengn merapatkan pangkal lengannya. “Jari kamu nakal ya Fad!? ” ucap tante Siska setengah berbisik seraya melirik ke arahku. Membuatku tersipu malu. “Habis ga kuat sich, tan…” jawabku jujur. Tapi tante Siska malah melepaskan branya sehingga kini payudaranya nampak polos tanpa pelindung lagi.

Dan langsung menjadi santapan kedua mataku tanpa berkedip. Langsung mmbuat hatiku berdebar debar menyaksikan pemandangan tersebut. “Sekarang bisa kamu plototin nih puas dech!!” ujar tante Siska tak lagi mwnutupi buah dadanya dengn kedua telapak tangannya lagi. Jantungku trasa bgitu cepat berdetak dan mmbuat lemas seluruh persendianku. Kontolku berlahan tapi pasti mulai brdiri tegak mengikuti dorongan hasratku.

“Memang dah selesai ngeriknya Fad!?” tegur tante Siska mngingatkanku. Membuat aku segera melanjutkan perkerjaanku yg tertunda sesaat. Hampir seluruh bagian belakang tubuh tante Siska telah kukerik dan brwarna merah brgaris garis. Hanya bagian bokongnya yg luput dari kerikanku karna terhalang dngn clana pendek serta CD yg dikenakannya. Tapi belahan bokongnya telah puas kuplototin.

Akhirnya pekerjaanku selesai juga. Kemudian dwngn prlahan jari jariku memijati pundaknya. Tante Siska mwnundukan kwpalanya, sekali sekali terdengar suara dahak dari mulutnya. “Sudah Fad!” perintahnya, agar aku menyudahi pijatanku.

Dengan perasaan malas akupun menghentikan pijatanku dan segera membrsihkan sisa sisa minyak dikedua telapak tengnku. ” Cuci tanganmu dulu biar bersih sana!!” pinta tante Siska sekaligus printah. Akupun beranjak pergi kekamar mandi yg memang ada didalam kamar tersebut. Stelah usai mncuci seluruh tanganku hingga benar benar bersih. Akupun kembali menghampiri tante Siska yg tengah telentang diatas ranjang masih dengn keadaan separuh bugil. Seperti saat aku tinggalkan kekamar mandi. Hingga payudaranya yg bulat dan brisi nampak mmbusung besar didadanya, dengan puting yg brwarna coklat susu. “Ayo Fad, kamu mau mainin ini kan!?”. “Aku juga mau kok!?” ucap tante Siska sambil meremas salah satu payudaranya hingga putingnya mnonjol kearahku. Akupun mendekat menghampirinya dengan perasaan nafsu. Membuat kontolku kian berdiri dan mengeras kencang dibalik celanaku.

Akupun tak menunggu lebih lama, segera ku remasi payudaranya yg menantang. Tante Siska brgelinjang saat tlapak tanganku mndarat dan meremas kedua payudaranya. ” Achh.., iya Fad trussss ” rintihnya prlahan. Jari jemariku kian liar mremasi sluruh daging bulat yg padat brisi. JariQ juga memainkan putingnya yg mulai mngeras. ” Iya,.., ayo diisep Fad.., aaaayooo “pinta tante Siska dngn nafas taj tratur. Akupun sgera mnjilati dan mengisapi puting payudaranya. “Aduhhh…, enaaaak, trusss….” desah tante Siska sraya mmegangi kpalaku. Aku smakin brnafsu dngn puting yg kenyal sperti urat dan mnggemaskan. Smentara tante Siska smakin mndesah tak karuan. Tangan kananku meluncur kearah slangkangan dibawah pusar, trus mnyusup masuk diantara clana dan CD tante Siska. Hingga jari jariku trasa mnyentuh rumput halus yg cukup lebat didalamnya. Tante Siska mmbuka pahanya tak kala jari tlunjukku brusaha masuk kedalam lobang yg ada ditengah bulu bulu halus miliknya. “Aowww…” jerit kecil tante Siska saat tlunjukku brhasil memasuki lobang memeknya. Dia pun mnggeliatkan tubuhnya penuh gairah nafsu. Smentara kontolku smakin mngeras hendak kluar dari bahan yg mnutupinya.

Cukup lama jari tlunjukku kluar masuk didalam memek tante Siska, hingga lobang itu mulai trasa basah dan lembab. Sampai akhirnya tangan tante Siska menahan gerakan tanganku dan mminta mnyudahinya. “Aaaachhh.., udaahhh., Faddh.., aaachh” rintih tante Siska. Akupun menarik tanganku dari balik clananya dan mlepaskan putingnya dari mulutku.

Baca Juga :Memperkosa Adikku Yang Nakal

“Buka pakaianmu dong, Fad!!” seru tante Siska sraya bangkit dan mlepaskan clana pendek serta CDnya. Shingga dia bugil dan nampak rumput hitam ditengah slangkangannya yg baru saja ku obok obok. Akupun mlepaskan smua pakaianku dan bugil sperti dirinya.

Dengan senyum manis kearahku, tante Siska mendekat dan brjongkok tepat didepan slangkanganku. “Aouw, gede banget..!!” seru tante Siska sraya tlapak tangannya mraih kontolku yg telah brdiri dan keras. Dngn tangan kanan dia mmegang erat batang kontolku, sedangkan tlapak kirinya mngelus elus kpalanya. Hingga kpala kontolku trasa brdenyut hangat. Kmudian dimasukan kontolku kedalam mulutnya sraya matanya mlirik ke arahku. “Agghhh… “aku mlengguh tak kala sluruh kontolku tnggelam masuk kedalam mulutnya. Darahku brdesir hangt mnjalari sluruh urat ditubuhku. Aku hanya dapat memegangi kpala tante …

…Siska, mremas serta mngusap usap rambutnya yg ikal sebahu. Smentara tante Siska smakin liar, sbentar mngulum dan mngemud seakan dia ingin melumat sluruh kontolku. Trnyata dia lebih buas dari tante Rita. Trkadang dia mnjilati dari batang hingga lobang kencing dikpalanya. ” Aaaaaaa… ” erangku menahan rasa nikmat nan tramat. Trasa tubuhku melayang jauh tak menentu.

Entah brapa lama tante Siska mngemut, mnjilat dan mngulum kontolku. Yg jelas hal ini mmbuat tubuhku brgetar dan hampir kejang. ” Gantian dong tan, aQ juga mau jilatin memekmu! ” rengekku, hampir tak mampu mnahan nafsuku. Ingin rasanya memuntahkan keluar sebanyak banyak. Agar tante Siska mandi dngn air maniku.

Tante Siska sgera bangkit brdiri meninggalkan kontolku yg masih brdiri tegak. Kmudian aku mminta agar dia duduk dikursi tanpa lengan yg ada. Akupun brjongkok mnghadap memeknya yg dihiasi bulu lebatnya. Kedua kaki tante Siska trtumpu pada kedua bahuku. Maka mulutku mulai mnjarah memek yg tlah mnganga terkuak jari jemariku, hingga nampak jelas lobang memek yg brwarna merah dan lembab. Lidahku pun mulai mnjelajahi dan mnjilati lorong itu. “Aaaaowwh…, aaaa…, iyyyaaa.., trussss, aassstttssh” desah tante Siska saat lidahku brmain mnjilati lobang memeknya. “Aduuuhh,…, truuusss, lebihhh daallaaamm, aaah,… enaaakhh, agh, agh, aghhhh” rintihnya pula sambil mremas dan mnjambaki rambut dikpalaku. Lidahkupun smakin liar dan brusaha masuk lebih dalam lagi. “Aaaaghh,.., gilaaaa…, enaaaksss,.., ubss,.., aaaaachghhh” suara tante Siska tak karuan. Lidahku brhenti mnjilati dinding lobang memek, kini brpindah pada daging mungil sbesar biji kacang hijau. Ku jilati itil yg brwarna merah dan basah dngn air mazinya dan air liurku.

“Aughh…..” suara tante Siska sperti tersedak sambil mrapatkan kedua pahanya, hingga mnjepit leherku, ketika ku isap itilnya. ” Aaaaa.., auwghhh…., yaaaaa ” ucap tante Siska lirih. ” Udahhh…, Fad…, udddaah Faadd ” rengek tante Siska sraya mndorong kpalaku dngn kakinya yg trkulai lemas dibahuku.

Akupun mlepaskan isapan mulutku pada itil tante Siska dan bangkit brdiri dihadapannya dngn kontol yg masih tegak dan keras. Kemudian mminta tante Siska agar bangkit dari duduknya. Kini aku yg mnggantikan posisinya duduk dikursi.

Cerita Tante Siska naik keatas pahaku dan tubuhnya mnghadap kearahku, hingga tubuh kami saling brhimpitan. Kmudian tante Siska mmbimbing kontolku masuk kelobang memeknya dngan jarinya. ” Aagghhsss.. ” rintih kecil tante Siska.

” Aauwww, aku ga tahan ne Fadd,…, aaaauwww, yessss ” rintih tante Siska sraya mnggerakan bokongnya dngn cepat. Akupun mmbalas reaksinya, dengan melumat lagi payudaranya .”Aaaaaawhhh……..”erang tante Siska sambil mnekan bokongnya lebih rapat dengan slangkanganku. Akupun mengejang mnahan tekanan bokong tante Siska. “Aaaachhhh…….” akhirnya aku tak mampu lagi mmbendung cairan kental dari dalam kontolku. Kamipun saling brpelukan dngn erat beberapa saat dngn brcampur peluh masing masing.

Setelah cukup lama kami brpelukan, kamipun bangkit dngn malas, enggan branjak dari suasana yg ada. Stelah itu kamipun mandi mmbrsihkan tubuh kami masing masing yg basah dngn peluh syurga. Agen Poker Terpercaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar